fbpx

Konseling Obat : Tujuan, Tahapan dan Siapa Yang Memerlukannya

Konseling obat Adalah sebuah proses komunikasi antara apoteker atau tenaga kesehatan dengan pasien mengenai penggunaan obat secara tepat dan aman.

Sesuai dengan Permenkes No. 73 Tahun 2016. Proses ini bukan hanya tentang memberikan informasi mengenai cara penggunaan obat yang benar.

Tetapi lebih luas lagi mencakup upaya apoteker dalam membantu masyarakat menyelesaikan masalah terkait kesehatan dan pengobatannya serta dalam meningkatkan mutu kehidupan pasien.

Apa itu Konseling Obat?

Konseling adalah proses interaktif antara apoteker dengan pasien atau keluarganya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, dan kepatuhan pasien.

Dengan demikian, diharapkan terjadi perubahan perilaku dalam penggunaan obat yang efektif dan penyelesaian masalah kesehatan yang dihadapi oleh pasien.

Tujuan Konseling Obat

  • Membangun hubungan kepercayaan dengan pasien.
  • Menunjukkan perhatian dan kepedulian kepada pasien.
  • Membantu pasien mengatur dan beradaptasi dengan penyakit dan obatnya.
  • Meningkatkan kemampuan pasien untuk menyelesaikan masalah kesehatannya.
  • Mencegah atau mengurangi masalah berkaitan dengan efek samping, reaksi obat yang merugikan, dan ketidakpatuhan.

Siapa yang Perlu Diberikan Konseling?

  • Pasien kondisi khusus seperti pediatri, geriatri, gangguan fungsi hati dan/atau ginjal, ibu hamil dan menyusui.
  • Pasien dengan terapi jangka panjang atau penyakit kronis seperti DM, AIDS, TB, epilepsi.
  • Pasien yang menggunakan obat dengan instruksi khusus atau memiliki indeks terapi sempit.
  • Pasien dengan polifarmasi atau tingkat kepatuhan rendah.

Baca Juga:
Siapa Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) ? Apa Saja Jenis dan Tugasnya?

Tahapan Konseling

  1. Pembangunan Kepercayaan:
    Mengenalkan diri sebagai apoteker, menjelaskan tujuan konseling, mendapatkan persetujuan pasien, dan menentukan bahasa komunikasi.
  2. Penilaian:
    Mengkaji pengetahuan dan sikap pasien tentang penyakit dan obatnya serta kemampuan fisik dan mental untuk menggunakan obat dengan tepat.
  3. Edukasi:
    Menggunakan demonstrasi untuk mengisi gap pengetahuan pasien, menyediakan handout tertulis, dan mengadaptasi regimen farmakoterapi jika diperlukan.
  4. Verifikasi:
    Memastikan pemahaman pasien tentang penggunaan obat-obatan melalui penjelasan ulang dari pasien tentang cara penggunaan dan identifikasi efeknya.

Melalui konseling yang efektif, apoteker dapat memastikan bahwa pasien menerima manfaat maksimal dari pengobatan mereka, mengurangi risiko efek samping, dan meningkatkan kepatuhan terhadap terapi.

Dalam hal ini, aplikasi apotek seperti Vmedis dapat menjadi alat bantu yang sangat berharga, memungkinkan apoteker untuk mengelola informasi pasien dan riwayat penggunaan obat pasien dengan lebih efisien dan efektif.

Di Vmedis terdapat Fitur Konsultasi Apoteker, dimana disana terdapat menu Catatan Pengobatan Pasien , yang bisa digunakan apoteker untuk mencatat riwayat pengobatan pasien. Sehingga konsultasi obat bisa lebih akurat berdasarkan riwayat penggunaan obat pasien.

 

Referensi :
Rania Adrieza ,”Konseling Obat : Pelayanan dari Apoteker untuk Masyarakat”, farmasetika.com


Vmedis – Software Apotek Anti Bocor Terbaik. Yuk, Daftar Demo Aplikasinya Gratis!
Cek Juga Testimoni dari Ratusan Apotek Klinik di seluruh Indonesia

//
Kami ada untuk membantu Anda, silakan tanya apa saja!
👋 Hi, ada yang ingin ditanyakan tentang aplikasi kami?