Pengertian Faktur Penjualan dan 3 Cara untuk Membuatnya
Faktur penjualan di apotek adalah bukti transaksi yang berisi data belanjaan kamu ketika membeli barang di tempat tersebut. Biasanya, faktur ini akan kamu dapatkan setelah transaksi telah kamu selesaikan. Namun, bagaimana cara membuatnya?
Pengertian Faktur Penjualan
Faktur penjualan atau sales invoice merupakan bukti transaksi yang berisi tagihan yang dikeluarkan oleh penjual kepada pembeli. Berfungsi sebagai bukti yang menyatakan kalau barang atau jasa telah dibeli oleh pembeli, baik kredit maupun tunai.
Komponen yang terdapat di dalam faktur ini adalah data-data penting, seperti nama barang, tanggal transaksi, hingga harga akhir yang harus pembeli bayarkan. Umumnya, penjual akan mengirimkan faktur ini kepada pembeli bersamaan dengan pengiriman barang.
Cara Membuat Faktur Penjualan Apotek
Intinya, pembuatan sales invoice tidak terpaku pada aturan dalam penyusunannya. Kamu dapat membuat sales invoice secara manual, bantuan Microsoft Excel, hingga software. Berikut ini adalah penjelasannya:
1. Secara Manual
Cara membuat sales invoice secara manual dapat kamu lakukan dengan menuliskan secara detail data-datanya. Seperti rincian pembelian, identitas pembeli dan penjual, harga yang harus pembeli bayarkan, serta informasi penting lainnya.
Jika pembuatan secara manual kamu pikir merepotkan, kamu bisa menggunakan cara lain, yakni dengan membeli buku faktur penjualan yang tersedia di toko peralatan kantor. Buku ini terdiri dari banyak format. Oleh sebab itu, kamu tinggal cocokan saja mana yang sesuai dengan kebutuhan perusahaan atau apotek kamu.
Berikut adalah contoh sales invoice apotek secara manual:
Source: Lazada
2. Menggunakan Microsoft Excel
Berikut ini tata cara membuat sales invoice apotek kamu menggunakan Ms. Excel:
- Buka software Microsoft Excel.
- Klik File.
- Pilih New From Other Templates.
- Kemudian, dari banyaknya template yang tersedia, pilih template invoice.
- Setelah itu, edit beberapa bagian, seperti alamat, nomor telepon, logo, dan alamat email perusahaan.
Buat kolom yang kamu butuhkan dalam pembuatan faktur penjualan, seperti:
- Identitas Perusahaan: Meliputi nama dan alamat perusahaan.
- Nama Konsumen atau Pembeli: Identitas lengkap pembeli, seperti nama dan alamatnya.
- Kode nomor transaksi: Untuk membedakan satu transaksi dengan transaksi lainnya.
- Tanggal Transaksi: Meliputi informasi tentang kapan waktu transaksi terjadi.
- Rincian barang dalam transaksi: Meliputi daftar nama barang, jumlah diskon (jika ada), dan harga satuannya.
- Sub total, PPN, dan total yang harus dibayar oleh pembeli: Subtotal adalah jumlah harga setiap barang. PPN adalah pajak yang berasal dari sub total. Terakhir, total adalah jumlah yang harus dibayar pembeli.
- Nama dan tanda tangan kasir: Meliputi identitas dan tanda tangan kasir yang bertugas.
- Nama dan tanda tangan penerima: Untuk dapat mengetahui dengan jelas kepada siapa barang diberikan.
- Stempel resmi dari badan usaha atau perusahaan: Bukti bahwa sales invoice tersebut resmi.
- Keterangan lainnya: Seperti barang yang telah dibeli tidak dapat dikembalikan atau ditukar.
Contoh sales invoice dapat kamu lihat seperti gambar di bawah ini:
Source: Vertex42
3. Menggunakan Software
Penggunaan software untuk faktur penjualan sangat recommended, karena data transaksi kamu bisa tertata dan aman, serta hasil cetaknya terlihat sangat professional. Selain itu, software ini telah terintegrasi dengan sistem akuntansi, sehingga memudahkan para tenaga kerja.
Software ini juga dinilai lebih efektif dan efisien, jika dibandingkan dengan cara manual atau menggunakan Microsoft Excel. Berikut ini adalah contohnya:
Source: Vmedis
Sudah Mengerti Apa itu Faktur Penjualan Apotek?
Pada dasarnya, transaksi jual beli perlu sebuah bukti untuk proses pendataan. Terutama sebuah apotek yang memerlukan bukti data yang jelas pada setiap transaksinya. Selain itu, laporan lainnya seperti Pareto Obat sangat penting. Untuk itu, Anda dapat menggunakan software apotek berkualitas dan terpercaya dari Vmedis.