Defekta: Rahasia di Balik Ketersediaan Obat di Apotek Anda

Defekta Adalah

Last Updated on March 25, 2025

Pernah suatu kali, seorang pasien datang ke apotek dengan wajah cemas. Ia baru saja dari dokter dan buru-buru ingin menebus resep. Tapi ketika staf apotek mengecek ke rak penyimpanan, ternyata salah satu obat utama dalam resep tersebut kosong. Wajah cemas si pasien berubah kecewa. “Harusnya apotek punya stok ini, dong,” gumamnya.

Kejadian seperti itu bukan hal langka. Dan seringkali, bukan karena pemilik apotek lalai. Tapi karena sistem yang tidak tertata. Di sinilah konsep defekta menjadi penting.

Apa Itu Defekta?

Defekta adalah proses pencatatan obat atau produk yang perlu dipesan kembali karena stoknya menipis atau habis. Sederhananya, defekta adalah sinyal bahwa sebuah obat perlu diadakan ulang agar tidak terjadi kekosongan stok yang bisa merugikan.

Defekta biasanya dicatat oleh staf gudang atau apoteker ketika melihat bahwa obat tertentu sudah hampir habis atau permintaan terhadapnya meningkat. Sistem defekta yang baik membuat pengadaan obat jadi lebih terukur, tepat sasaran, dan efisien.

Kenapa Defekta Penting?

Defekta berperan sebagai jembatan antara stok gudang dan kebutuhan pelayanan. Tanpa pencatatan defekta yang baik, kamu bisa saja kehabisan obat penting tanpa sadar. Atau sebaliknya, malah kelebihan stok obat yang jarang laku dan akhirnya kedaluwarsa.

Beberapa alasan kenapa defekta penting untuk apotek:

  • Membantu mencegah kekosongan stok obat esensial
  • Memudahkan staf membuat surat pesanan atau purchase order
  • Mengurangi risiko overstock pada obat yang kurang laku
  • Mempercepat proses pengadaan karena data sudah tersedia
  • Membuat manajemen stok lebih terukur dan bisa dievaluasi

Bagaimana Cara Menerapkan Defekta di Apotek?

Agar tidak sekadar istilah, defekta harus benar-benar menjadi bagian dari rutinitas apotek. Berikut langkah-langkah sederhana namun efektif dalam mengelola defekta:

1. Tentukan siapa yang bertanggung jawab mencatat defekta

Defekta tidak akan berjalan tanpa penanggung jawab. Umumnya, apoteker penanggung jawab atau TTK bisa diberi tugas untuk mencatat obat-obatan yang menipis atau banyak diminta.

Bisa juga ditambahkan form khusus defekta di dekat area penyimpanan atau POS kasir agar lebih mudah diakses saat bertugas.

2. Tetapkan batas minimum stok

Setiap obat punya batas minimal stok berbeda, tergantung dari kecepatan perputaran dan kebutuhan pasien. Misalnya, amoxicillin bisa punya batas minimal 10 strip, sedangkan vitamin C mungkin 20 strip.

Begitu stok mencapai angka itu, langsung dicatat ke daftar defekta, meskipun belum benar-benar habis.

3. Catat secara real-time, jangan menunda

Pencatatan defekta idealnya dilakukan segera saat stok terlihat menipis atau ketika permintaan meningkat tajam. Menunda pencatatan hanya akan membuat staf lupa dan berpotensi menimbulkan kekosongan stok.

4. Gunakan form defekta yang rapi dan mudah dipantau

Form defekta bisa dalam bentuk fisik maupun digital. Pastikan form tersebut memuat:

  • Nama obat
  • Bentuk sediaan dan dosis
  • Jumlah stok saat ini
  • Jumlah yang dibutuhkan
  • Tanggal dicatat
  • Nama pencatat

Dengan begitu, saat tiba waktunya membuat surat pesanan, tinggal menyalin dari form tersebut.

5. Evaluasi berkala

Cek form defekta setiap hari atau seminggu sekali. Bandingkan dengan data penjualan dan kebutuhan yang sebenarnya. Dari situ kamu bisa menilai apakah defekta yang dicatat memang valid dan apakah perlu disesuaikan ke depannya.

Tantangan Saat Mengelola Defekta Secara Manual

Sistem defekta manual masih banyak digunakan di apotek kecil-menengah. Tapi tentu saja, cara ini tidak lepas dari tantangan:

  • Catatan tercecer atau tidak lengkap
  • Staf lupa mencatat karena sibuk
  • Tidak semua obat tercatat padahal sudah menipis
  • Sulit mengecek tren obat yang sering masuk daftar defekta

Jika dibiarkan, sistem manual yang berantakan justru akan merugikan bisnis apotek itu sendiri.

Solusi: Otomatiskan Defekta dengan Software Apotek

Bayangkan kalau semua proses pencatatan defekta dilakukan otomatis. Ketika stok menipis, sistem langsung memberi sinyal. Ketika obat sering diminta, tapi stoknya habis, sistem mencatatnya untuk pengadaan.

Semua itu bisa kamu dapatkan jika menggunakan software apotek yang sudah mendukung fitur pengelolaan stok dan analisis defekta.

Dengan sistem seperti Vmedis, kamu bisa:

  • Melihat stok real-time dari dashboard
  • Mendapat peringatan saat stok mencapai batas minimum
  • Menganalisis data penjualan dan permintaan
  • Menghemat waktu saat membuat surat pesanan
  • Mencegah kekosongan atau kelebihan stok

Alih-alih repot dengan kertas atau excel yang rawan human error, kamu bisa fokus ke strategi pelayanan dan pemasaran apotek.

Kesimpulan

Defekta memang terdengar sederhana. Tapi dari situlah pengadaan obat yang tepat sasaran bermula. Jika dikelola dengan baik, defekta bisa mencegah apotekmu kehilangan omzet, menjaga kepuasan pelanggan, dan membuat operasional lebih efisien.

Apotek yang sehat bukan hanya yang ramai pengunjung, tapi juga yang punya sistem stok yang rapi. Dan defekta adalah bagian penting dari sistem itu.

Sudah saatnya tinggalkan sistem manual yang penuh risiko. Otomatiskan proses pengadaan dan pencatatan defekta dengan software apotek yang bisa kamu andalkan.

Kalau kamu ingin artikel lain dengan gaya serupa dan topik seputar manajemen apotek, tinggal beri tahu temanya ya!

Cara Mudah Membuat Defekta

Defekta AdalahDengan kemajuan teknologi, proses defekta kini semakin dimudahkan. Banyak aplikasi dan software yang dirancang khusus untuk membantu apoteker dalam mengelola stok dan pencatatan defekta.

Dan bicara tentang teknologi yang membantu apoteker, aplikasi manajemen apotek Vmedis layak untuk diperhitungkan. Aplikasi ini dirancang khusus untuk memudahkan proses pencatatan, pengelolaan stok, hingga pemesanan obat, termasuk memudahkan proses defekta.

Sebagai penutup, pemahaman akan proses defekta sangat penting bagi mereka yang berkecimpung di dunia farmasi. Dan dengan bantuan teknologi, khususnya aplikasi manajemen apotek Vmedis, proses defekta bisa menjadi lebih mudah, cepat, dan efisien. Jadi, bagi Anda para apoteker atau pemilik apotek, pertimbangkan untuk menggunakan Vmedis dalam operasional sehari-hari Anda dan rasakan kemudahannya!

Referensi

  1. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.
  2. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1332/MENKES/SK/X/2002 tentang Apotek.
  3. Panduan Farmasi Klinik dan Manajemen Obat – Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Kemenkes RI.
  4. Blog Apotek Digital: “Bijak Melakukan Pengadaan Produk, Cek Defekta!”
//
Kami ada untuk membantu Anda, silakan tanya apa saja!
👋 Hi, ada yang ingin ditanyakan tentang aplikasi kami?