3 Cara Mudah Menghitung Harga Jual Obat di Apotek
Apotek merupakan toko obat yang banyak terdapat di sekitar kita. Karena apotek menyediakan obat yang kebutuhannya selalu diperlukan banyak orang. Sehingga, membuat banyak lulusan farmasi yang tertarik untuk membuka apotek. Namun, diantaranya masih belum tahu cara menghitung harga jual obat di apotek.
Cara Menghitung Harga Jual Obat di Apotek
Menentukan harga jual adalah salah satu tantangan besar yang harus dilakukan ketika memiliki bisnis apotek. Hal ini dikarenakan ada banyak faktor yang dibutuhkan untuk menentukan harga jual obat di apotek. Berikut ini adalah beberapa cara yang bisa kamu ikuti untuk menentukan harga jual obat di apotek:
1. Menghitung BEP
Break even point atau BEP adalah perhitungan dimana barang yang kamu jual tidak mengalami kerugian, tetapi juga tidak menambah laba atau seringkali dalam istilah umum dikenal dengan istilah balik modal. Perhitungan BEP ini dapat dijadikan acuan untuk menentukan harga jual agar tidak mengalami kerugian.
Untuk menghitung break even point, kamu tidak hanya memerlukan harga beli awal produk saja. Tetapi, kamu juga harus mempertimbangkan hal lain, seperti biaya operasional, biaya sewa gedung, dan sebagainya.
Setelah mendapatkan nilai BEP, selanjutnya kamu dapat menentukan persentase keuntungan yang ingin kamu dapatkan dan menambahkan nilai keuntungan tersebut ke dalam harga jual produk.
Berikut ini adalah contoh perhitungan BEP satu jenis obat:
Harga beli obat: Rp14.000,00/ pcs
Biaya operasional/variable cost: Rp1.000.000,00/bulanx0,5%= Rp5.000,00
Harga jual obat: Rp20.000,00/ pcs
Maka, BEP= Biaya tetap (harga beli):(Harga jual-biaya variabel)
= Rp14.000,00:(Rp20.000,00-Rp5.000,00)
= 0,93
Sehingga, kamu akan mencapai BEP apabila menjual 1 produk dalam satu jenis obat.
2. Survey Harga Kompetitor
Kompetitor merupakan salah satu acuan bagi kamu dalam tata cara menghitung harga jual obat di apotek yang kamu kelola. Hal ini dikarenakan, pelanggan akan cenderung membandingkan harga antara satu produk di apotek dengan apotek lainnya. Oleh karena itu, kamu memerlukan tahapan survey harga dari kompetitor.
Survey harga kompetitor dapat kamu lakukan dengan melihat langsung harga berbagai macam obat di apotek milik kompetitor, atau mengamatinya secara online pada aplikasi e-commerce. Kamu dapat menetapkan harga yang tidak jauh berbeda dengan kompetitor atau jika memungkinkan lebih murah dari kompetitor.
3. Mengacu pada Harga Eceran Tertinggi
HET atau harga eceran tertinggi merupakan kisaran harga jual yang ditetapkan oleh produsen, dalam hal ini adalah pabrik kepada penjual atau distributor. Mengingat, dari tangan pertama ke tangan kedua dan seterusnya, sebuah produk akan selalu mengalami kenaikan harga.
Adanya harga eceran tertinggi digunakan untuk mengantisipasi kenaikan harga yang terlalu tinggi dalam sistem supply chain. Oleh karena itu, ketika menjual produk obat-obatan kamu dapat mengacu pada sistem harga eceran tertinggi. Nilai HET biasanya dapat kamu lihat di kemasan obat.
Adanya sistem harga eceran tertinggi ini juga membantu konsumen untuk mendapatkan obat sesuai dengan harga pasar. Dari sisi penjual, adanya HET akan mengurangi daya saing berlebih antar apotek, dikarenakan kisaran harga yang ditetapkan rata-rata sama.
Sudah Paham Cara Menghitung Harga Jual Obat di Apotek?
Berikut tadi adalah 3 cara menghitung harga jual obat di apotek. Mulai dari menghitung BEP, survey harga produk kompetitor, dan mengacu pada HET. Agar mempermudah pengelolaan bisnis apotek, kamu bisa menggunakan Software Apotek dari Vmedis. Yuk, segera gunakan aplikasi Vmedis!