Apotek Gak Untung? Bisa Jadi Karena 3 Kesalahan Ini

Apotek Gak Untung? Bisa Jadi Karena 3 Kesalahan Ini

Last Updated on June 11, 2025

Banyak pemilik apotek merasa sudah menjalankan semuanya dengan benar: stok selalu tersedia, pelayanan cepat, harga bersaing. Tapi saat akhir bulan dihitung, keuntungan justru kecil, bahkan kadang minus. Kalau kamu juga pernah mengalaminya, tenang—kamu tidak sendirian.

Realitanya, kerugian di apotek sering bukan karena sepi pelanggan, tapi karena manajemen yang bocor di sana-sini tanpa disadari. Sayangnya, banyak yang tidak sadar sampai masalahnya sudah telanjur besar.

Sebelum panik atau menyalahkan harga obat, yuk kita bahas 3 kesalahan paling umum yang bikin apotek terus jalan… tapi gak pernah kelihatan untungnya.

1. Tidak Punya Sistem Pencatatan Keuangan yang Jelas

Sebagian besar apotek kecil masih mencampur keuangan pribadi dengan bisnis. Pendapatan langsung masuk rekening pribadi, pengeluaran dicatat seadanya, dan tidak ada laporan harian. Akhirnya, pemilik apotek tidak tahu:

  • Berapa omzet sebenarnya?
  • Berapa besar margin keuntungan per produk?
  • Berapa pengeluaran rutin tiap bulan?
  • Apakah apotek benar-benar untung atau cuma “kelihatan rame”?

Padahal menurut Permenkes RI No. 73 Tahun 2016, khususnya Pasal 19 ayat (2), setiap apotek wajib melakukan pengelolaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan secara tertib administrasi dan terdokumentasi.

Tanpa pencatatan rapi, apotek akan sulit mengambil keputusan tepat. Bahkan bisa jadi membeli obat yang salah, tidak tahu kapan harus restok, atau tidak sadar ada utang yang belum dibayar.

Solusinya sederhana: mulai pisahkan keuangan pribadi dan apotek. Gunakan software pencatatan yang bisa menampilkan laporan penjualan, pembelian, dan laba-rugi secara harian atau bulanan. Dengan begitu, kamu tahu posisi keuangan setiap saat dan bisa bereaksi lebih cepat kalau ada masalah.

2. Pengadaan Obat Asal-asalan, Tidak Berdasarkan Data

Kesalahan klasik lainnya adalah pengadaan yang tidak berdasarkan kebutuhan. Misalnya:

  • Beli banyak karena dapat diskon dari distributor
  • Stok menumpuk karena takut kehabisan
  • Pilih jenis obat karena “kira-kira” pasien suka

Akhirnya, rak apotek penuh barang slow moving. Obat mahal malah tidak laku. Lalu saat dibutuhkan, justru obat penting tidak tersedia.

Tanpa strategi yang berbasis data, pengadaan justru jadi pemborosan. Bahkan bisa memicu obat kedaluwarsa, yang jelas berarti kerugian.

Solusinya:

  • Cek data penjualan minimal sebulan terakhir sebelum pengadaan.
  • Gunakan analisis Pareto: fokus pada 20% produk yang menyumbang 80% omzet.
  • Tetapkan stok minimum dan maksimum agar tidak overstock.

3. Tidak Mengontrol Kinerja dan Kesalahan Kasir

Pernah dengar cerita stok apotek bocor karena diskon manual dari kasir? Atau transaksi besar yang dibatalkan tapi uang tidak kembali ke laci?

Kesalahan dan penyimpangan di kasir bisa jadi sumber kebocoran terbesar di apotek. Ini biasanya terjadi karena:

  • Tidak ada shift kasir yang tercatat
  • Diskon bisa diberikan bebas tanpa otorisasi
  • Transaksi bisa dibatalkan tanpa pengawasan
  • Obat keluar tapi tidak tercatat sebagai penjualan

Sekali dua kali mungkin tidak terasa. Tapi kalau terjadi setiap hari? Bisa ratusan ribu yang hilang tiap bulan.

Menurut Kepmenkes No. 1332/MENKES/SK/X/2002, apotek wajib memiliki sistem pengendalian operasional, termasuk sistem audit dan pencatatan transaksi, demi menjamin akuntabilitas.

Solusinya:

  • Terapkan sistem yang bisa mencatat shift kasir secara otomatis.
  • Batasi akses pemberian diskon hanya untuk penanggung jawab.
  • Pastikan semua transaksi tercatat dan tidak bisa dibatalkan tanpa alasan jelas.
  • Audit kasir minimal setiap akhir shift.

Bonus: Apotek Terlihat Ramai Tapi Margin Tipis

Kadang apotek terlihat ramai, tapi ternyata banyak produk yang dijual dengan margin kecil. Bisa jadi karena terlalu bersaing harga, atau karena salah perhitungan harga jual. Jika tidak dipantau, ini bisa membuat omzet tinggi tapi keuntungan tipis, bahkan negatif.

Tips:

  • Gunakan sistem yang bisa bantu hitung HPP dan saran harga jual otomatis.
  • Evaluasi produk mana yang terlalu kecil marginnya dan cari alternatif.
  • Lihat tren margin tiap bulan, bukan hanya volume penjualan.

Cara Praktis Menghindari Semua Kesalahan Ini

Kalau kamu merasa tiga masalah di atas masih sulit diatasi secara manual, kamu tidak sendiri. Apotek memang memiliki banyak titik rawan yang kalau tidak diawasi, bisa merugikan secara diam-diam.

Untungnya, sekarang sudah ada solusi yang bisa membantu kamu mengelola apotek secara menyeluruh. Dengan menggunakan software apotek, kamu bisa:

  • Mencatat transaksi otomatis dan real-time
  • Memantau keuntungan per produk, bukan hanya total omzet
  • Mengontrol shift kasir dan membatasi akses diskon
  • Mendeteksi stok menumpuk dan barang slow-moving
  • Menampilkan laporan keuangan tanpa perlu hitung manual

Dengan sistem yang rapi dan data yang akurat, kamu bisa mengambil keputusan bisnis dengan percaya diri. Apotek pun bisa benar-benar menghasilkan keuntungan nyata, bukan cuma terlihat ramai di depan.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

//
Kami ada untuk membantu Anda, silakan tanya apa saja!
👋 Hi, ada yang ingin ditanyakan tentang aplikasi kami?