Karyawan Apotek Sering Lalai? Mungkin Anda Belum Terapkan 3 Hal Ini

Karyawan Apotek Sering Lalai? Mungkin Anda Belum Terapkan 3 Hal Ini

Last Updated on September 30, 2025

Tidak sedikit pemilik apotek yang mengeluh soal karyawan yang lalai. Ada yang salah input data, salah menaruh obat, atau bahkan lupa mencatat transaksi. Kelalaian kecil seperti ini bisa berdampak besar: stok jadi kacau, laporan keuangan tidak sesuai, hingga pasien kehilangan kepercayaan. Padahal, masalah ini sering kali bukan semata karena karyawan tidak kompeten, melainkan karena sistem kerja apotek yang belum tertata dengan baik.

Lalu, apa yang bisa dilakukan agar karyawan lebih teliti dan disiplin? Mari kita bahas tiga hal penting yang sering diabaikan pemilik apotek.

1. SOP yang Jelas dan Mudah Diikuti

Banyak apotek hanya mengandalkan instruksi lisan tanpa standar tertulis. Akibatnya, setiap karyawan bekerja dengan “gayanya” sendiri. Inilah yang menimbulkan ketidakseragaman, dan ujung-ujungnya rawan kesalahan.

Solusinya adalah membuat Standard Operating Procedure (SOP) yang jelas untuk setiap alur kerja: mulai dari penerimaan resep, pengadaan obat, pencatatan stok, hingga pelayanan pasien. Jangan hanya menempelkan SOP di dinding, tapi latih karyawan agar benar-benar paham dan terbiasa.

Menurut Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek, setiap apotek wajib menyusun dan menjalankan SOP untuk mendukung mutu pelayanan. Jadi, keberadaan SOP bukan sekadar formalitas, tapi juga regulasi resmi yang harus dipatuhi.

2. Monitoring dan Evaluasi Berkala

Satu kali briefing di awal kerja tidak cukup. Karyawan apotek butuh monitoring dan evaluasi rutin. Banyak kasus kelalaian terjadi karena pemilik apotek jarang melakukan pengawasan mendetail.

Anda bisa mulai dari hal sederhana: audit stok obat mingguan, evaluasi kas harian, dan pemeriksaan transaksi secara acak. Monitoring ini bukan sekadar mencari kesalahan, tapi juga menjadi kesempatan untuk memberikan feedback positif.

Dengan begitu, karyawan tahu bahwa pekerjaan mereka diperhatikan dan dinilai. Rasa tanggung jawab pun meningkat, sehingga kelalaian bisa diminimalkan.

3. Gunakan Sistem Digital untuk Meminimalisir Human Error

Sebanyak apa pun Anda menekankan SOP, namanya pekerjaan manual tetap rentan kelalaian. Misalnya, salah tulis angka di kartu stok, lupa mencatat transaksi, atau salah memberikan etiket obat.

Di sinilah pentingnya sistem digital. Dengan software apotek, pencatatan transaksi, stok, dan laporan bisa dilakukan otomatis. Sistem akan memberi peringatan jika ada kesalahan input, stok yang mendekati kedaluwarsa, atau selisih transaksi.

Teknologi bukan hanya mempermudah kerja karyawan, tapi juga mengurangi potensi human error yang sering kali merugikan apotek. Bahkan, beberapa software apotek sudah dilengkapi fitur pelaporan real-time, sehingga pemilik bisa memantau meski tidak selalu berada di lokasi.

Penutup

Karyawan apotek bukanlah robot. Mereka bisa lelah, lengah, bahkan melakukan kesalahan. Tapi jika apotek sudah memiliki SOP yang jelas, sistem monitoring yang konsisten, dan dukungan teknologi yang tepat, risiko kelalaian bisa ditekan seminimal mungkin.

Jika Anda ingin memastikan apotek berjalan lebih rapi, efisien, dan bebas dari kelalaian yang merugikan, mulailah dengan menggunakan software apotek yang sudah terbukti membantu ribuan apotek di Indonesia. Dengan begitu, Anda tidak hanya mengandalkan karyawan, tapi juga memiliki sistem yang kuat untuk menopang bisnis.

Referensi

  • Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

//
Kami ada untuk membantu Anda, silakan tanya apa saja!
👋 Hi, ada yang ingin ditanyakan tentang aplikasi kami?