fbpx

4 Alasan Mengapa Apotek Anda Banyak Over Stok Obat dan Bagaimana Mengatasinya!

Di era globalisasi yang semakin kompetitif, meningkatkan performa bisnis menjadi kunci utama bagi pengusaha untuk bertahan dan berkembang. Apotek, sebagai salah satu sektor penting dalam bidang kesehatan, tidak terkecuali.

Pada Bisnis Apotek, Stok obat yang berlebihan atau over stok adalah salah satu masalah umum yang dihadapi apotek. Hal ini dapat menyebabkan beberapa kerugian finansial, seperti:

  • Biaya penyimpanan yang tinggi: Obat yang disimpan terlalu lama di gudang membutuhkan ruang penyimpanan yang besar dan biaya perawatan yang tinggi.
  • Kerusakan obat: Obat yang disimpan terlalu lama di gudang dapat rusak dan tidak layak jual.
  • Kehilangan nilai obat: Harga obat dapat turun seiring waktu, sehingga obat yang disimpan terlalu lama di gudang dapat kehilangan nilainya.
  • Kadaluarsa obat: Obat yang kadaluarsa tidak boleh dijual dan harus dimusnahkan, sehingga apotek akan mengalami kerugian finansial.

Lalu, apa yang menyebabkan apotek mengalami over stok obat?

Berikut 4 Alasan Mengapa Apotek Anda Banyak Over Stok Obat

1. Perkiraan Permintaan yang Salah:

  • Salah satu penyebab utama over stok obat adalah perkiraan permintaan yang salah. Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor, seperti:
    • Data penjualan yang tidak akurat: Jika data penjualan yang digunakan untuk memprediksi permintaan tidak akurat, maka apotek akan membeli obat terlalu banyak.
      • Contoh: Apotek A menggunakan data penjualan tahun 2021 untuk memprediksi permintaan obat di tahun 2023. Namun, pada tahun 2022, terjadi perubahan tren konsumsi obat di wilayah tersebut. Hal ini menyebabkan apotek A mengalami over stok obat pada beberapa jenis obat.
    • Perubahan tren konsumsi obat: Tren konsumsi obat dapat berubah seiring waktu, sehingga apotek yang tidak mengikuti tren ini dapat mengalami over stok obat.
      • Contoh: Pada tahun 2021, obat X sangat populer karena digunakan untuk mengobati penyakit COVID-19. Namun, pada tahun 2023, kasus COVID-19 menurun dan obat X tidak lagi banyak dicari. Apotek yang membeli obat X dalam jumlah besar pada tahun 2021 dapat mengalami over stok obat ini.
    • Musim: Permintaan obat tertentu dapat meningkat pada musim tertentu, sehingga apotek perlu memperhitungkan faktor ini dalam perkiraan permintaan mereka.
      • Contoh: Pada musim hujan, permintaan obat batuk dan pilek akan meningkat. Apotek perlu memperhitungkan faktor ini saat membeli obat-obatan tersebut.

2. Pembelian yang Berlebihan:

  • Terkadang, apotek membeli obat terlalu banyak karena adanya diskon atau promo dari distributor. Hal ini dapat menyebabkan kelebihan stok dan meningkatkan risiko over stok.
    • Contoh: Apotek B mendapatkan tawaran diskon 20% untuk obat Y. Apotek B tergoda untuk membeli obat Y dalam jumlah besar, meskipun mereka tidak yakin apakah obat tersebut akan terjual. Hal ini menyebabkan apotek B mengalami over stok obat Y.

3. Kurangnya Sistem Manajemen Stok:

  • Apotek yang tidak memiliki sistem manajemen stok yang baik akan kesulitan melacak pergerakan obat dan mengidentifikasi obat-obatan yang berisiko mati. Hal ini dapat menyebabkan over stok obat. Untuk itu gunakan Software Apotek yang memadai seperti Vmedis. Sudah ada ribuan apotek yang memberikan testimoni positif tentang Vmedis
    • Contoh: Apotek A tidak memiliki sistem inventaris apotek seperti pada umumnya. Hal ini menyebabkan dia kesulitan melacak pergerakan obat dan mengetahui jenis obat apa saja yang menumpuk di gudang. Akibatnya, apotek A mengalami over stok obat pada beberapa jenis obat.

4. Kurangnya Komunikasi Antar Bagian:

  • Kurangnya komunikasi antar bagian di apotek, seperti bagian pembelian, bagian penjualan, dan bagian gudang, dapat menyebabkan over stok obat. Hal ini dapat terjadi karena:
    • Bagian pembelian tidak mengetahui informasi tentang stok obat yang ada di gudang.
      • Contoh: Bagian pembelian apotek D memesan obat Z tanpa mengetahui bahwa obat Z masih banyak tersedia di gudang. Hal ini menyebabkan apotek D mengalami over stok obat Z.
    • Bagian penjualan tidak mengetahui informasi tentang obat-obatan yang hampir kadaluarsa.
      • Contoh: Bagian penjualan apotek E tidak mengetahui bahwa obat F akan kadaluarsa dalam waktu 1 bulan. Hal ini menyebabkan obat F tidak terjual dan kadaluarsa, sehingga apotek E mengalami kerugian finansial.
    • Bagian gudang tidak mengetahui informasi tentang obat-obatan yang laku keras dan obat-obatan yang tidak laku.
      • Contoh: Bagian gudang apotek F tidak mengetahui bahwa obat G laku keras dan obat H tidak laku. Hal ini menyebabkan apotek F memesan obat H dalam jumlah besar, meskipun obat tersebut tidak laku. Akibatnya, apotek F mengalami over stok obat H.

Baca Juga:
Siapa Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) ? Apa Saja Jenis dan Tugasnya?

Bagaimana cara mengatasi over stok obat?

1. Lakukan analisis stok secara berkala:

  • Lakukan analisis stok obat secara berkala, minimal setiap bulan. Hal ini untuk mengetahui jenis obat apa saja yang menumpuk, berapa banyak jumlahnya, dan tanggal kadaluarsanya.
  • Anda dapat menggunakan sistem inventaris apotek untuk memudahkan proses pemantauan stok obat. Sistem inventaris dapat membantu Anda melacak pergerakan obat, mencatat tanggal kadaluarsa, dan mengidentifikasi obat-obatan yang berisiko mati.

2. Identifikasi penyebab over stok:

  • Setelah mengetahui jenis obat apa saja yang menumpuk, Anda perlu mengidentifikasi penyebab over stoknya. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis data penjualan, data pembelian, dan data komunikasi antar bagian.
  • Dengan mengetahui penyebab over stok, Anda dapat mengambil langkah-langkah yang tepat untuk mencegahnya terulang kembali.

3. Terapkan strategi pembelian yang tepat:

  • Belilah obat berdasarkan data penjualan apotek Anda. Hal ini akan membantu Anda untuk memastikan bahwa Anda hanya membeli obat yang dibutuhkan dan tidak berlebihan.
  • Gunakan sistem pre-order untuk obat-obatan yang tidak selalu tersedia atau yang memiliki permintaan yang tidak menentu. Hal ini akan membantu Anda untuk menghindari kelebihan stok.
  • Manfaatkan promo dengan bijak. Jangan membeli obat terlalu banyak hanya karena ada promo, unless Anda yakin bahwa obat tersebut akan terjual.

4. Kelola kadaluarsa obat dengan baik:

  • Obat kadaluarsa harus dimusnahkan dengan cara yang aman dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
  • Anda bisa bekerja sama dengan perusahaan pemusnahan limbah medis untuk melakukan proses ini.

5. Terapkan strategi penjualan yang kreatif:

  • Tawarkan promo dan diskon untuk menarik pembeli dan meningkatkan penjualan obat yang menumpuk.
  • Paket bundling. Kombinasikan obat yang menumpuk dengan obat lain yang lebih laku dalam paket bundling.
  • Penjualan online. Manfaatkan platform online seperti marketplace atau media sosial untuk menjual obat yang menumpuk ke jangkauan yang lebih luas.
  • Kerjasama dengan apotek lain. Jalin kerjasama dengan apotek lain untuk saling tukar obat atau menjual obat yang menumpuk kepada mereka.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas, Anda dapat mengatasi over stok obat dan meningkatkan keuntungan apotek Anda.

Ingatlah bahwa kunci utama untuk sukses dalam bisnis apotek adalah mengelola stok obat dengan baik dan menerapkan strategi penjualan yang tepat.

Semoga bermanfaat!

Referensi:

Vmedis – Software Apotek Anti Bocor Terbaik. Yuk, Daftar Demo Aplikasinya Gratis!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

//
Kami ada untuk membantu Anda, silakan tanya apa saja!
👋 Hi, ada yang ingin ditanyakan tentang aplikasi kami?